Saturday, September 19, 2009

Spasialisasi Pusaka...

Awalnya adalah gagasan mengenai adanya pusaka. Menyadari bahwa kehidupan berjalan linear, maka apa yang terjadi di masa sekarang sesungguhnya mendapat pengaruh dari yang terjadi di masa lalu. Dengan demikian, yang terjadi di masa mendatang merupakan buah dari kejadian di masa lalu serta masa sekarang.

Dalam "Architecture of the City", Rossi berpendapat bahwa artefak kota tidak sekadar sebuah bentuk fisik, melainkan non fisik yaitu berbagai memori mengenai bagaimana kota dibangun. Rasanya ini yang mengantar kejadian di masa lalu untuk bisa diketahui di masa sekarang.

Tentu saja, banyak pemahaman yang mengolah gagasan ini. Dalam "The Politics of Ruins and the Business of Nostalgia" Maurizio Peleggi menunjukkan bagaimana pemerintah Thailand mengangkat artefak-artefak dari masa lalu sebagai heritage atau pusaka bangsa melalui berbagai penelitian historis yang dilanjutkan dengan kegiatan konservasi. Kalau sebelumnya, bangunan ibadah Budha sebagai pusaka, maka kemudian artefak dari periode Sukhothai ataupun Ayutthaya. Pada perkembangannya, pariwisata melihat dengan cara yang lain yaitu sebagai obyek wisata.

Seperti Roma tidak dibangun dalam 1 hari, makna pusaka juga tidak sekali jadi. Apa yang terlihat sebagai sebuah artefak, bisa saja memiliki nilai signifikansi yang berbeda-beda. Implikasinya tentu saja pada pilihan tindakan pelestarian karena rasanya tiap signifikansi punya konsekuensi sendiri. Signifikansi berpengaruh pada elemen apa yang harus dipertahankan dan boleh dikembangkan. Begitulah bagaimana gagasan kemudian menemukan bentuknya....