Tuesday, October 11, 2011

Jalan

Yogyakarta rasanya sering disederhanakan menjadi sekadar jalan Malioboro. Apa boleh buat, jalan ini layaknya pusat pelayanan kota, dan karenanya semua serba di sana. Mal Malioboro, Pasar Beringharjo, Kepatihan, hotel, oleh2, kuliner, dst. Paris juga dikenal dengan Champs Ellysees dan Barcelona dengan Las Ramblas.
Jalan itu sendiri sesungguhnya menarik. Bisa aja ia makin menarik kalau ada aktivitas. Sekarang kita kenal Kawaan Ngarsopuro di Kota Surakarta, yang direncanakan menjadi arena kaki lima. Ngarsopuro terletak di selatan Pura Mangkunegaran. Tiap akhir pekan jalan ini ditutup untuk kendaraan bermotor dan digunakan untuk pejalan kaki yang ingin menikmati ruang kotanya.
Ingatan melayang sampai ke Melaka, dengan Jonker Street-nya yang sesak. Di Medan ada Kesawan Square dan di Surabaya ada Kembang Jepun. Dua yang terakhir ini sekarang menjadi kenangan.
 

Tun Tan Cheng Lock Centre for Asian Architectural and Urban Heritage

Jurusan Arsitektur NUS punya satu rumah toko (ruko) di Melaka. Ruko ini berlokasi di Jalan Tan Cheng Lock 54-56 dan adalah The Tun Tan Cheng Lock Centre for Asian Architectural and Urban Heritage. Adalah keluarga Tan Cheng Lock yang menghibahkan ruko ini.

Kalau mahasiswa NUS sedang kuliah lapangan, mereka bisa pakai ruko ini. Tidak hanya untuk studio, tp sehari-hari jg utk memajang hasil studio mereka. Ada karya studio Melaka dan juga Fez, Maroko. Di satu rak kaca kecil, ada buku hasil lapangan mereka di Taiping dan Kuala Trengganu.
Rumah ini mengingatkan saya pada Omah UGM di Kotagede....