Thursday, February 22, 2007

Mudik juga ada di sini


Seperti fenomena mudik di Indonesia, Tet adalah waktu untuk berkumpul dengan keluarga. Distribusi pembangunan yang belum rata telah mendorong tingginya mobilitas penduduk suatu daerah ke pusat-pusat pertumbuhan seperti Hanoi. Ini dilakukan baik untuk alasan ekonomi ataupun pendidikan. Urbanisasi sekarang terjadi, dibanding periode sebelumnya ketika orang justru didorong untuk ke desa untuk menggarap sawah di desa. Disurbanisasi.

Kehidupan antara kota yang moden, serta kehidupan asal yang tradisional mewarnai kehidupan orang vietnam. Tet adalah waktunya mengisi "batre". Mengangkat harapan, doa untuk tahun baru yang telah datang. Rasionalitas tinggal di kota terpadu dengan ritual-ritual yang masih menjadi tradisi.

Malam Tet, orang2 datang ke pagoda atau kuil untuk beribadah. Ibadah ini dilakukan sampai beberapa hari kemudian. Beberapa kuil besar di luar Hanoi juga menjadi sasaran para peziarah seperti Perfumes Pagoda, kira2 tiga jam dari Hanoi. Festival besar2an ada di Perfumes Pagoda, katanya yang paling besar di negri ini. Festival jangan dibayangkan ada tarian, senandung, ritual tertentu. Festival di sini menggambarkan keramaian ketika sekian banyak orang secara bersamaan datang untuk berdoa di Pagoda ini.

Dua jam jalan darat serta satu jam dengan sampan, panorama lansekap natural kawasan ini benar cantik. Perjalanan sungai dikelilingi oleh bukit-bukit batu tinggi yang berjejer silih berganti. Kabut tinggi memberi kesan misterius ada apa di balik batu-batuan tersebut. Dalam perjalanan, berpapasan dengan sampan yang lain atau sedikit bersenggolan dengan sampan yang lain kerap terjadi. Sungai yang lebarnya kira 20an meter jadi terlihat sempit karena banyaknya sampan yang beroperasi. Btw, karena aku ikut rombongan tur, sampan yang aku tumpangi jadi sedikit spesial, setidaknya bagi yang lain. Selalu saja ada yang menyapa "hello", "where are come from", hehe....

Begitu mendarat di pelabuhan, suasana ramai sudah terasa. Sepanjang jalan setapak menuju Pagoda, restoran yang berjejer dipenuhi oleh orang-orang yang sedang makan. Anjing, babi, serta ayam yang separuh matang dipajang utuh dengan cara digantungkan di depan resto. Anjing paling menaruh perhatian setidaknya untuk anggota turku. Tidak pernah terbayangkan memajang anjing dalam kondisi seperti itu.

Sayangnya, ramai sekali suasana di Pagoda sehingga aku tidak bisa menikmati.
Mungkin harus ke sini lagi kalau sudah lewat waktunya festival...:)

"Chúc mừng năm mới"


"Chúc mừng năm mới"
Artinya, Selamat Tahun Baru. Happy New Year. Bonne Année....

Ya, tanggal 17 Februari lalu adalah 01 Januari menurut versi kalender Vietnam.

Tahun Baru Vietnam atau "Tet" mengadopsi sistem kalender bulan. Karena banyak hal di Vietnam terlibat dengan sistem dunia, otomatis ada dua Tahun Baru yang harus dilewati oleh orang-orang Vietnam. Tahun Baru "Western" -menurut orang Vietnam- dan Tahun Baru Tet. Bagaimana dua sistem ini berjalan secara paralel dalam kehidupan orang setempat, ini PR yang moga2 dapat terjawab sebelum aku pulang nanti.

Tapi yang boleh terlihat antara lain soal hari libur. Sebagai negara berdaulat, Vietnam tentu saja mengatur waktunya menurut kepentingan sendiri. Libur Tahun Baru "Western" hanya satu hari, sedangkan "Tet" adalah empat hari. Tentu saja, karena di Indonesia tahun baru bukanlah soal penting, maka soal libur ini mungkin juga jadi tidak penting.

Tapi "Tet" bukan cuma tahun baru. Dalam "Tet" ada tradisi-tradisi yang dirayakan. Orang2 akan mudik, akan pergi ke pagoda dan akan menghadapi hidangan bersama keluarga serta saling berkunjung kepada kenalan. "Tet" benar-benar waktu untuk menjadi baru, baik secara lahir serta batin, dalam waktu dan tempat.









Menunggu 00:00










Skyflowers di pukul OO:OO