Saturday, March 17, 2007

Kota-Kota yang akan semakin sama


Ternyata kita mengekspor arsitektur juga.

Itu yang aku pikir ketika berkunjung ke Ciputra Hanoi International City "Khu Do Thi Nam Thang Long". Dari judulnya, kita bisa menebak kalo ada hubungannya dengan Ciputra Indonesia, pengembang properti yang muncul di Indonesia sejak 25 tahun lalu. Usahanya meliputi sekian proyek properti di Indonesia seperti perumahan, komersial, dsb. Tepat. Ciputra Hanoi ini salah satu proyek Ciputra yang ada di luar Indonesia selain yang ada di Kalkota.

Khu Do Thi bisa diartikan sebagai "kota baru". Dibangun sejak 2000, kota ini merupakan kota satelit pertama terbesar di Hanoi, Vietnam. Luasnya sekitar 368 ha, yang akan terdiri perumahan, apartemen (kelas menengah dan atas), dan fasilitas-fasilitas penunjang seperti sekolah international (UNIS), pusat perbelanjaan (di Indonesia shopping mall) yang konon akan terbesar di Vietnam, rumah sakit, perkantoran, kedutaan, hotel, yang akan dilengkapi dengan taman-taman yang asri. Terbagi dalam tiga tahap, total semua pekerjaan ini akan benar-benar selesai sekitar tahun 2020.

Konsep bangunan pada CHIC ini - menurut situs Ciputra - mengacu kepada gaya Asia, Eropa, dan juga Vietnam. Kalau kita perhatikan yang disebut gaya Eropa sebenarnya gaya yang kita lihat juga di Indonesia. Rumah dua-tiga lantai yang kemudian dipoles dengan tambahan elemen-elemen dekorasi seperti kolom-kolom Corinthian Yunani Kuno atau fasad arsitektur Renaissance yang mengingatkan pada S. Maria Nouvela yang didisain Alberti.

Rumah-rumah itu konon sudah laris manis. Untuk rumah tahap pertama, seluruhnya sudah terjual. Sedang yang tahap kedua, sebentar juga sudah terpesan. Jadi, selera arsitektur orang-orang di Indonesia bisa juga dinikmati di Hanoi. Globalisasi, sepertinya benar dapat mendorong kota-kota di dunia untuk semakin sama. Termasuk untuk persoalan-persoalan selera kultural seperti ini....