Saturday, March 24, 2007

Euralille


Dua tahun lalu aku ada kesempatan buat mampir di Lille, yang agak2 tenar sebagai daerah wisata. Transit selama kurang lebih lima jam sebelum terus ke Brusel aku manfaatkan untuk melihat2 Lille. Masih pagi waktu itu. Aku ingat ketika keliaran di sekitar Lille Tua.

Pemandangan pertama yang membuatku takjub adalah Euralille. Tepat di pinggiran Lille Tua, berdiri tegak bangunan2 modern yang didisain segerombolan arsitek besar seperti Jean Nouvel, Rem Koolhass dan Christian Portzamparc (struktur seperti L). Masterplan kawasan didisain oleh Rem Koolhass dengan OMA-nya setelah memenangkan kompetisi yang diikuti Norman Foster, Vittorio Gregotti, Yves Lion, Michel Macary, Oswald Mathias Ungers, Claude Vasconi, Jean-Paul Viguier serta Rem Koolhaas sendiri tentunya.

Ada dua hal yang membuat takjub. Satu adalah skala struktur2 tersebut yang terlihat mendominasi struktur2 tua di Lille tua. Dua adalah fungsi2 yang mengisi struktur2 tersebut yang mungkin kalau di Indonesia boleh dicaci dan diremehkan orang2. Aku ingat di Jogja 2 tiga tahun silam ada aksi menentang pembangunan rombongan mal baru di pinggiran kota. Satu, karena ada mal yang dibangun di atas situs bangunan tua. Dua, karena mal dituding hanya makin mendorong orang untuk kian konsumtif.

Untuk pertanyaan pertama, aku mendapat jawabannya ketika ikut berpartisipasi dalam kuliah Mme. Fredrich, arsitek lansekap yang juga pengajar di EA Toulouse di EA Hanoi. Menurutnya, senjang skala ini memang diniatkan untuk menunjukkan munculnya era baru pembangunan di Lille. Identitas baru bagi Lille yang akan memainkan perannya dalam skala regional Eropa.

Proyek urban ini merupakan penanda kebangkitan Lille yang ambruk seiring persoalan lingkungan usaha tambangnya (kalau tidak salah). Angka pengangguran termasuk tinggi. Walikota waktu itu, sekitar tahun 1980an melihat mobilitas Eropa sebagai peluang bagi bangkitnya Lille. Kota ini dianugrahi posisi strategis berada di simpangan Paris-Brussels-London (dan menyusul pula ke Koln).

For Pierre Mauroy, his collaborators and advisers, the successful bid for the Euro-TGV was an essential prerequisite for a new city district envisaged as the future development turbine that would reverse decades of industrial and economic decline in the region as a whole and revive Lille's traditional role in Flanders as a European centre of exchange and communication. (Maede, 1994)

Persoalan politisnya kelihatannya lebih besar daripada persoalan disainnya. Sentimen historis pasti menjadi pondasi bagi resistensi proyek ini. Bagaimanapun, Euralille ini terbangun. Begitulah resikonya mengoperasikan proyek urban. Harus ada orang2 gila yang nekad untuk membuktikan perhitungan sebuah proyek fisik bisa berhasil di masa depan atau tidak.

Sumber foto:
(1)
http:// www.axter.fr
(2) http://en.structurae.de/photos/index.cfm?JP=1926 (foto oleh Luc Nueffer)

Sumber teks:
Meade, Martin K., Euralille: the Instant City - Development within the Lille Grand Palais in France