Wednesday, March 19, 2008

Kafe, Internet dan Kafe Internet

Luar biasa. Hampir semua kafe di Jogja dilengkapi dengan wifi. Sebelum wifi menjadi monopoli kafe, tiba-tiba kita dapat pula menemukan rumah makan yang dilengkapi dengan fasilitas internet tanpa kabel ini. Warung mi ayam di Pakuningratan (siang warung mi ayam - malam kafe), restoran sea food dan entah apa lagi. Kalau kita bicara internet sebagai kemewahan teknologis, untuk urusan ini tinggal di Jogja berarti kemewahan. Di luar persoalan provider internet lebih siap untuk diomel-omeli ketimbang memperbaiki kekurangannya, kemampuan untuk dapat mengakses internet menjadi seharga secangkir kopi yang bisa dibayarkan.

Gagasan bahwa kafe adalah tempat untuk ngopi-ngopi tampaknya perlu dimodifikasi. Kafe yang akan anda temukan di St. Germain de Pres atau di Bastille, Paris masih sampai sekarang adalah tempat ngopi-ngopi. Di sini, dengan membawa laptop, kafe bisa juga berarti tempat untuk bermain-main dengan internet. Bisa jadi bermain-main karena akses yang tak terbatas seharga kopi yang anda bayarkan tadi.

Yang saya tahu warung internet dipanggil juga kafe internet. Sekarang saya tahu bahwa kata kafe sendiri sudah jadi semacam imbuhan. Sama seperti ketika kita menyebut rumah makan dan rumah sakit....