Monday, January 22, 2007

ayo naik bis - 2


















INCROYABLE!!!

Halte bus bisa hilang. Hehe. Satu halte bus di Hang Bong, halte di mana aku tunggu jalur 09 buat ke Hoan Kiem dan halte dekat Museum of History kalau naik bus 02. Fotonya ada di atas ini. Kalau kebetulan melihatnya, tolong menghubungi aku. Hehe....

Sebenarnya tidak mengherankan karena aku pernah baca di Lonely Planet, kalau jalur bus tidak pasti di Hanoi. Ada kemungkinan bisa berubah. Tapi yang aku tidak sangka, kalau itu termasuk menghilangkan halte.

Oke. Di luar itu. Masih tidak percaya kalo "aku bisa naik bis" dianggap sesuatu yang ajaib oleh teman-teman di Hanoi. Thao bilang aku "adaptable", Hanh bilang "bisa merasakan suasana sehari-hari" dan sebagainya.

Bis itu - menurutku - sebetulnya berarti jaminan keteraturan. Kannika bilang, dia tidak suka dengan bis di Hanoi. Tidak seperti di Bangkok (dan Indonesia kebanyakan) bis di sini hanya berhenti di halte. Di Paris sekalipun, bis bisa berhenti di lampu merah. Jadi, (supir) bis di sini tingkat disiplinnya bagus. Seperti lagu 'Kereta Api', berhentinya punya hanya sekian detik. Kadang kalau kita lelet naik atau turun, pasti ada lagu (maksudnya kata Vietnam) yang mengingatkan untuk cepat. Naik bus, berarti kita harus naik turun di halte. Kita mengingat-ingat pertemuan jalur2 bis supaya bisa sambung menyambung untuk sampai ke tempat tujuan. Ada keteraturan menyangkut waktu tempuh, jalur yang dijalani serta bis yang membawa kita. Maka, itu tidak seperti naik motor di Hanoi yang membawa kita bebas ke mana dan bagaimana.

Yang kedua, ada petualangan ketika naik bis. Pertama, bagaimana pintunya terbuka, ada yang satu pintu, dua pintu terbuka hanya satu atau dua2nya terbuka. Kemudian di dalam, melambai2kan kartu bis juga suatu yang belum selesai. Aku tidak pernah bisa menebak di mana kondektur berada. Kadang sambil melambai, mataku mencari2 di mana kondektur berada. Sering tidak ketemu. Ketika aku di tengah, baru sadar kalau dia duduk di bangku di depan. Di tengah, dengan jenis-jenis tataan bangku yang berbeda-beda, aku belum selesai membuat adaptasi dengan variasi tataan tersebut. Apakah aku senang duduk di bagian depan, tengah atau belakang. Apakah lebih baik berdiri, duduk. Menyender di bagian dinding, di rel atau berpegangan. Di luar bahwa aku kerap naik jalur yang sama, posisi di mana aku duduk memberi cara menikmati bis yang berbeda. "Keteraturan" di sini, bagaimana kita memunculkan kemampuan untuk bisa beradaptasi secara cepat (untuk waktu yang singkat) untuk berada di dalam sebuah bis.

Dalam pemandangan sehari-hari Hanoi yang serba tidak tertebak, aku membayangkan bagaimana orang Hanoi bernegosiasi dengan dua hal teratur tersebut. Bagaimana ya?