Ketika bangunan tersebut bercat kuning-merah-biru, barulah kita tahu kalau mereka gardu-gardu listrik yang merupakan aset PLN.
Sejarah Kelistrikan
Tentu saja, sejarah ketenagalistrikan di Indonesia sudah jauh ada sebelum PLN. Di internet saya menemukan sedikit sejarah ketenagalistrikan di Hindia Belanda yang dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Pengusahaan tenaga listrik tersebut berkembang menjadi untuk kepentingan umum, diawali dengan perusahaan swasta Belanda yaitu NV NIGM (Nederlandsch Indie Gas Maatschappij) yang berdiri pada tahun 1897 yang memperluas usahanya dari hanya di bidang gas ke bidang tenaga listrik. Gedung kantornya yang monumental terletak tidak jauh dari Stasiun Gambir di Jakarta dan kini berfungsi sebagai Kantor Pusat PLN Jakarta Raya dan Tangerang. Pembangkit Listrik Tenaga Uap waktu itu terletak di Gambir.
Sumber:
NV NIGM kemudian berubah menjadi NV OGEM yang mendapat ijin untuk melakukan usaha di Batavia, Jatinegara serta Tangerang sejak 1913. Perusahaan listrik saat itu tidak hanya satu, ada pula yang lain seperti NV GEBEO, ELECTRA, SEM dan NV AINEM yang punya ijin untuk beroperasi di Surabaya, Yogyakarta dan Surakarta. Termasuk pula pelayanan di luar Jawa seperti di Padang dan Medan yang juga telah berkembang.
Setelah sempat di bawah kendali Jepang, dalam situasi gelora kemerdekaan para karyawan listrik mengambil alih perusahaan-perusahaan listrik dan menyerahkannya pada Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Kerja waktu itu. Pemerintah kemudian menetapkan tanggal 27 Oktober 1945 sebagai Hari Listrik.
Nasionalisasi perusahaan listrik secara masif berlangsung setelah KMB. Pada 1961, dibentuklah Badan Pemimpin Umum Perusahaan Listrik Negara (BPU-PLN) dan pada 1972, PLN berubah menjadi perusahaan umum listrik negara. Berikutnya, status PLN yang semula berada di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik beralih di bawah Departemen Pertambangan dan Energi pada tahun 1982. Sebelumnya, pada 13 Mei 1965, telah terjadi pemisahan antara listrik dan gas dan terbentuklah Perusahaan Gas Negara (PN Gas).
Gardu-Gardu Listrik Sekarang
Dengan berkembangnya teknologi, gardu-gardu berukuran besar tersebut banyak tidak digunakan lagi. Ada yang terbengkalai, namun sebagai aset PLN, meski tidak termanfaatkan banyak yang terawat baik dengan polesan cat baru berwarna.
Ada saja yang punya gagasan dalam memanfaatkan gardu-gardu tersebut. Yogyakarta rasanya kota yang punya banyak gagasan. Misalnya saja di Jalan Abu Bakar Ali, Gardu Listrik 6 kv atau Gardu Aniem (disebut demikian karena gardu itu merupakan warisan NV ANIEM). saat ini digunakan sebagai media sosialisasi PLN. Penambahan elemen-elemen serupa benteng sempat dikecam para pemerhati bangunan bersejarah.
Di Kota baru, gardu distribusi listrik no. 20 yang dibangun pada tahun 1918 untuk melayani kebutuhan listrik di kawasan Nieuw Wijk atau Kota Baru dimanfaatkan sebagai kanvas oleh Kelompok Seniman "Apotek Komik" ketika mereka giat dengan proyek Mural Kota. Bangunan itu hingga kini berlukiskan burung dan sangkar.
Sementara di Kotagede, Babon Anim yang letaknya tidak jauh dari Pasar Gedhe sudah berulang kali berubah fungsi. Sempat jadi pos polisi, gardu ini direncanakan untuk menjadi pos informasi wisata Kotagede. Ambruk ketika gempa tahun 2006, gardu ini berdiri tegak kembali seturut program rehabilitasi dan rekonstruksi di Kotagede.
Bagaimana dengan gardu-gardu lain?
Rasanya gagasan pemanfaatan perlu dikembangkan dengan terbuka pada inisiatif masyarakat. Dua contoh di Yogyakarta menunjukkan bagaimana masyarakat baik yang tinggal bersama gardu maupun yang tidak telah mendorong pelestarian gardu-gardu tersebut.
Babon Anim Kotagede
Lain-lain:
Perusahaan-Perusahaan Listrik Swasta & Kota Praja pada Masa Kolonial Hindia Belanda
(Sumber: http://www.pln-jabar.co.id/nama_perusahaan.htm)
1. NV NIGM
Nederlans Indische Waterkracht Electriciteit Maatschappij
Regionale Consessie: Batavia, Kebajoran, Meester Cornelis, Tangerang, Medan, Palembang, Makassar, Manado, Tandjung Karang en Atjeh.
2. NV ANIEM
Algerneen Nederlands Indische Electriciteit Maatschappij
Regionale Consessie: Oost Java, Centrale Java, Banjarmasin, Pontianak en Singkawang.
3. NV GEBEO
Gerneenschappelijke Electriciteit Bedrijven Bandung en Ornstreken
Regionale Consessie: West Java.
4. NV NIWEM
Nederlands Indische Waterkarch Electriciteit Maatschappij
Regionale Consessie: Samarinda en Tenggarong.
5. NV STEM
Samarinda Tenggarong Electriciteit Maatschappij
Regionale Consessie: Samarinda en Tenggarong.
6. NV EMBP
Electriciteit Maatschappij Balikpapan & Bagan Siapi-api
Regionale Consessie: Balikpapan & Bagan Siapi-api.
7. NV EMB
Electriciteit Maatschappij Banjumas
Regionale Consessie: Banjumas.
8. NV EMR
Electriciteit Maatschappij Rembang
Regionale Consessie: Rembang.
9. NV OJEM
Oost Java Electriciteit Maatschappij
Regionale Consessie: Lumajang en Situbondo.
10. NV ELECTRA
Electriciteit Maatschappij Electra
Regionale Consessie: Tulungagung.
11. NV SEM
Soloche Electriciteit Maatschappij
Regionale Consessie: Solo, Klaten en Bojolali.
12. NV EMS
Electriciteit Maatschappij Sumatra
Regionale Consessie: Bukittinggi en Sibolga.
13. NV EBALOM
Electriciteit Maatschappij Bali & Lombok
Regionale Consessie: Denpasar, Ampenena, Singaraja, Ternate en Gorontalo.
14. NV EMTO
Electriciteit Maatschappij Timor Onderhorigheden
Regionale Consessie: Kupang en Waingapu.
15. NV EMA
Electriciteit Maatschappij Ambon
Regionale Consessie: Ambon.
16. NV YOUNGE
Electriciteit Maatschappij SW Younge
Regionale Consessie: Tanjung Pinang.
17. NV PRAPAT
Electriciteit Maatschappij Prapat
Regionale Consessie: Prapat, Balige, Sidikalang en Sungai Penuh.
18. NV REB
Electriciteit Maatschappij Bedrijven
Regionale Consessie: Lamongan, Trenggalek, Kendangan en Barabai.
19. NV GEB
Gerneenlijke Electriciteit Bedrijven
Regionale Consession: Padang, Jambi, Pematang Siangar, Batavia, Rengat, Tandjung Balai, Turuntung en Madiun.
Regionale Consessie: Solo, Klaten en Bojolali.
Sumber:
NV NIGM kemudian berubah menjadi NV OGEM yang mendapat ijin untuk melakukan usaha di Batavia, Jatinegara serta Tangerang sejak 1913. Perusahaan listrik saat itu tidak hanya satu, ada pula yang lain seperti NV GEBEO, ELECTRA, SEM dan NV AINEM yang punya ijin untuk beroperasi di Surabaya, Yogyakarta dan Surakarta. Termasuk pula pelayanan di luar Jawa seperti di Padang dan Medan yang juga telah berkembang.
Setelah sempat di bawah kendali Jepang, dalam situasi gelora kemerdekaan para karyawan listrik mengambil alih perusahaan-perusahaan listrik dan menyerahkannya pada Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Kerja waktu itu. Pemerintah kemudian menetapkan tanggal 27 Oktober 1945 sebagai Hari Listrik.
Nasionalisasi perusahaan listrik secara masif berlangsung setelah KMB. Pada 1961, dibentuklah Badan Pemimpin Umum Perusahaan Listrik Negara (BPU-PLN) dan pada 1972, PLN berubah menjadi perusahaan umum listrik negara. Berikutnya, status PLN yang semula berada di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik beralih di bawah Departemen Pertambangan dan Energi pada tahun 1982. Sebelumnya, pada 13 Mei 1965, telah terjadi pemisahan antara listrik dan gas dan terbentuklah Perusahaan Gas Negara (PN Gas).
Gardu-Gardu Listrik Sekarang
Dengan berkembangnya teknologi, gardu-gardu berukuran besar tersebut banyak tidak digunakan lagi. Ada yang terbengkalai, namun sebagai aset PLN, meski tidak termanfaatkan banyak yang terawat baik dengan polesan cat baru berwarna.
Ada saja yang punya gagasan dalam memanfaatkan gardu-gardu tersebut. Yogyakarta rasanya kota yang punya banyak gagasan. Misalnya saja di Jalan Abu Bakar Ali, Gardu Listrik 6 kv atau Gardu Aniem (disebut demikian karena gardu itu merupakan warisan NV ANIEM). saat ini digunakan sebagai media sosialisasi PLN. Penambahan elemen-elemen serupa benteng sempat dikecam para pemerhati bangunan bersejarah.
Di Kota baru, gardu distribusi listrik no. 20 yang dibangun pada tahun 1918 untuk melayani kebutuhan listrik di kawasan Nieuw Wijk atau Kota Baru dimanfaatkan sebagai kanvas oleh Kelompok Seniman "Apotek Komik" ketika mereka giat dengan proyek Mural Kota. Bangunan itu hingga kini berlukiskan burung dan sangkar.
Sementara di Kotagede, Babon Anim yang letaknya tidak jauh dari Pasar Gedhe sudah berulang kali berubah fungsi. Sempat jadi pos polisi, gardu ini direncanakan untuk menjadi pos informasi wisata Kotagede. Ambruk ketika gempa tahun 2006, gardu ini berdiri tegak kembali seturut program rehabilitasi dan rekonstruksi di Kotagede.
Bagaimana dengan gardu-gardu lain?
Rasanya gagasan pemanfaatan perlu dikembangkan dengan terbuka pada inisiatif masyarakat. Dua contoh di Yogyakarta menunjukkan bagaimana masyarakat baik yang tinggal bersama gardu maupun yang tidak telah mendorong pelestarian gardu-gardu tersebut.
Babon Anim Kotagede
Lain-lain:
Perusahaan-Perusahaan Listrik Swasta & Kota Praja pada Masa Kolonial Hindia Belanda
(Sumber: http://www.pln-jabar.co.id/nama_perusahaan.htm)
1. NV NIGM
Nederlans Indische Waterkracht Electriciteit Maatschappij
Regionale Consessie: Batavia, Kebajoran, Meester Cornelis, Tangerang, Medan, Palembang, Makassar, Manado, Tandjung Karang en Atjeh.
2. NV ANIEM
Algerneen Nederlands Indische Electriciteit Maatschappij
Regionale Consessie: Oost Java, Centrale Java, Banjarmasin, Pontianak en Singkawang.
3. NV GEBEO
Gerneenschappelijke Electriciteit Bedrijven Bandung en Ornstreken
Regionale Consessie: West Java.
4. NV NIWEM
Nederlands Indische Waterkarch Electriciteit Maatschappij
Regionale Consessie: Samarinda en Tenggarong.
5. NV STEM
Samarinda Tenggarong Electriciteit Maatschappij
Regionale Consessie: Samarinda en Tenggarong.
6. NV EMBP
Electriciteit Maatschappij Balikpapan & Bagan Siapi-api
Regionale Consessie: Balikpapan & Bagan Siapi-api.
7. NV EMB
Electriciteit Maatschappij Banjumas
Regionale Consessie: Banjumas.
8. NV EMR
Electriciteit Maatschappij Rembang
Regionale Consessie: Rembang.
9. NV OJEM
Oost Java Electriciteit Maatschappij
Regionale Consessie: Lumajang en Situbondo.
10. NV ELECTRA
Electriciteit Maatschappij Electra
Regionale Consessie: Tulungagung.
11. NV SEM
Soloche Electriciteit Maatschappij
Regionale Consessie: Solo, Klaten en Bojolali.
12. NV EMS
Electriciteit Maatschappij Sumatra
Regionale Consessie: Bukittinggi en Sibolga.
13. NV EBALOM
Electriciteit Maatschappij Bali & Lombok
Regionale Consessie: Denpasar, Ampenena, Singaraja, Ternate en Gorontalo.
14. NV EMTO
Electriciteit Maatschappij Timor Onderhorigheden
Regionale Consessie: Kupang en Waingapu.
15. NV EMA
Electriciteit Maatschappij Ambon
Regionale Consessie: Ambon.
16. NV YOUNGE
Electriciteit Maatschappij SW Younge
Regionale Consessie: Tanjung Pinang.
17. NV PRAPAT
Electriciteit Maatschappij Prapat
Regionale Consessie: Prapat, Balige, Sidikalang en Sungai Penuh.
18. NV REB
Electriciteit Maatschappij Bedrijven
Regionale Consessie: Lamongan, Trenggalek, Kendangan en Barabai.
19. NV GEB
Gerneenlijke Electriciteit Bedrijven
Regionale Consession: Padang, Jambi, Pematang Siangar, Batavia, Rengat, Tandjung Balai, Turuntung en Madiun.
Regionale Consessie: Solo, Klaten en Bojolali.